Thursday, April 01, 2021

Paskah dan Rasa Empati

dimuat dalam OPINI, Kedaulatan Rakyat 1 April 2021

oleh: FX Triyas Hadi Prihantoro

Negara dan bangsa ini sedang merasakan keprihatinan bersama dengan mewabahnya virus corona (covid-19). Berbagai informasi dan komunikasi hanya berfokus kepada covid-19, dari korban, penanganan sampai penanggulangan yang saat ini sedang proses vaksinasi di seluruh daerah. Namun ditengah perihatinan melawan pandemi, saat awal perayaan Minggu Palma pekan Paskah (28/3/21) terjadi tragedi bom bunuh diri (kembali) di pintu masuk Gereja Katedral Makasar Sulawesi Selatan. Peristiwa itu menggerakkan hati para pemimpin, termasuk pernyataan presiden Joko Widodo yang menyesalkan peristiwa itu terjadi.

Pada situasi kondisi saat ini dibutuhkan pemimpin yang penuh rasa dan empati terhadap kepentingan rakyatnya. Bangsa yang beradab mengharapkan pemimpin yang peduli dan mengerti akan kebutuhan rakyatnya yang sedang mengalami ketidakpastian situasi dan kondisi. Pemimpin bijak yang mengayomi segala kepentingan kemslahatan. Saatnya kita belajar dari sejumlah negara, bagaimana membangkitkan semangat untuk kebersamaan. Aksi terorisme yang masih terjadi membutuhkan kepedulian para pemimpin guna menyamankan warganya dalam hidup bersama.

Penuh Kepedulian

Kepemimpinan yang penuh kepedulian akan kebutuhan rakyatnya menjadi ekspektasi (harapan) bersama masyarakat dunia. Pemimpin yang berkualitas, elektabilitas, kapabilitas dan berintegritas. Kemampuan menyelesaikan berbagai masalah sosial, pendidikan, teror, lapangan kerja, ekonomi yang baik, bersih korupsi, mudahnya akses komunikasi, birokrat bersih, sikap melayani dan penuh bijaksana.

Pemimpin yang mau berkorban seperti yang dilakukan oleh Yesus rela mati di salib guna menebus dosa umat manusia. Kepemimpinan penuh keteladanan nyata menyemangati setiap perayaan Paskah. “Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu” (Yohanes 13.15). Berbagai keteladanan yang saleh dan pesan nyata tidak perlu retorika. Namun wujud nyata mengimplementasikan ajaran agama demi kebutuhan rakyatnya. Karena dalam menyampaikan pesan atau ajaran dibutuhkan sebuah tindakan bijak dan nyata. “ Perbuatlah ini menjadi peringatan akan aku, “ (Lukas 22: 19).



Malam menjelang kematian, Yesus berkumpul dengan para muridnya untuk mengadakan perjamuan kudus. Pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus pada perjamuan kudus kepada muridnya merupakan sikap andap asor (rendah hati) pemimpin. Sebuah mandat transformasi kepemimpinan yang penuh keikhlasan. “ kamupun wajib saling membasuh kaki,” (yohanes 13: 14).

Pemimpin yang berempati seperti Keteladanan Yesus membasuh kaki sebelum purna bisa menjadi pandora kepemimpinan saat ini. Mereka yang diminta oleh rakyat dan dianggap mampu harus menerima amanah. Bagi yang kurang mendapat kepercayaan juga harus mampu sadar diri dengan tidak memaksakan kehendak. Pemimpin yang menjadi teladan dengan melayani dan berempati seperti Yesus yang mau berkorban di kayu salib. Sebab dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani yang dengannya memberikan keselamatan kepada seluruh umat manusia.

Pelayanan pemimpin

Rangkaian perayaan Paskah tidak hanya pengorbanan dan kebangkitan namun makna pelayanan pemimpin dihadirkan. Kehadiran pemimpinan dalam perutusan merupakan pilihan. “ Tetapi aku mempunyai sesuatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada kepada Ku, supaya aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku , bahwa Bapa yang mengutus Aku,” (Yohanes 5 : 36).

Pesan Paskah “ Bertumbuh dalam Kristus, berbuah dalam hidup,” diharapkan seorang pemimpin selain merakyat, rendah hati, sederhana, setia dalam pelayanan berbaur bersama demi membangun bangsa yang beradab. Ia menghalau kegelapan dan mempengaruhi orang-orang Israel, (Daniel 13: 41 c-62). Maka dibutuhkan otentitas dari niat dan kepedulian para pemimpin dalam melayani dengan rasa empati dari nuraninya yang luhur di tengah berbagai persoalan yang butuh penyelesaian.

FX Triyas Hadi Prihantoro ( guru SMP Pangudin Luhur Domenico Savio Semarang )

No comments: