Wednesday, March 12, 2008

Terimakasih Walikota Solo

dimuat dalam Surat Pembaca Kompas Jateng 3 Maret 2008

Obsesi walikota Solo untuk menghijaukan kota bukan basa-basi. Upaya penanaman pohon di area publik yang masih ada sudah biasa kita dengar. Bagaimana sekarang warga Solo mendukung dan mengaktualisasikan gagasan Walikota.
Seperti yang dilakukan SMA Pangudi Luhur Santo Yosef. Rasa prihatin akan global Warming (pemanasan global), aksi penanaman pohon sudah biasa dilakukan. Namun sekarang lebih gencar dan Intensif.
Seperti halnya pada hari Sabtu tanggal 23 Februari 2008, Walikota Solo berkenan audensi dengan Seluruh keluarga besar SMA Yosef. Dengan tajuk "Meet Mr. Meyer" dan bertema "Love Green" suasana hijau mendominasi pertemuan itu. Walikota sendiri memberi pujian bagi SMA Yosef sebagai sekolah yang terhijau di kota Solo. Sebab area 3,7 hektar 60 persennya merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) mulai dari lapangan sepak bola sampai "hutan kecil".
Sebuah kepedulian semua warga sekolah dan siswanya menjadikan walikota terketuk dengan memberi bantuan 25 bibit pohon nangka, 25 bibit pohon jambu biji, 25 bibit pohon akasia dan 25 bibit pohon Equalitus. Pada kesempatan itu Walikota juga secara simbolis berkenan menanam pohon wahyu turmurun dan Cempoko Mulyo. Selain itu Walikota juga berjanji mengucurkan bantuan dana Rp. 200 juta kepada SMA Yosef guna mengeksiskan RTHnya.
Terimakasih Walikota Solo, amanat untuk menghijaukan kota Solo akan dikawal dengan suasana hijau di Lingkungan SMA Pangudi Luhur Santo Yosef. Semoga derap pembangunan yang lain tidak melupakan untuk menyisakan bagi RTH.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta


Gus Dur dan Imlek

dimuat dalam Surat Pembaca Kompas Jateng tanggal 5 Februari 2008

Kebebasan memeluk Agama merupakan Salah satu Hak Asasi Manusia. Salah satu tokoh pejuang Hak ini adalah KH Abdurahman Wahid (Presiden keempat) Republik Indonesia.
Maka setiap kali menjelang perayaan Imlek saya selalu ingat Gus Dur. Dimana sejak menjabat sebagai Ketua NU tiada henti dia membela penganut Aliran Kepercayaan dan pemeluk Kong Hu Cu untuk memperoleh Haknya sebagai warga negara.
Maka tidak heran sejak Pemerintahan Gu Dur Perayaan Tahun Baru Cina mendapat tempat. Meski waktu itu baru secara fakultatif sebagai hari Libur Nasional namun sebuah kepastian pengakuan negara sebagai bukti bahwa Kebebasan beragama memang dijamin sesuai pasal 29 ayat 2 UUD 1945.
Sekarang Tahun Baru Imlek sudah menjadi hari Libur Nasional. Oleh karena itu marilah kita tebarkan semangat toleransi beragama. Kita hargai dan hormati siapa saja yang di sekitar kita meski memiliki agama dan keyakinan yang berbeda.
Seperti yang di deklarasikan oleh Tokoh Agama Nasional di Metro Lampung beberapa waktu yang lalu.
Selamat hari raya Imlek 2559 saudaraku. Gong Ci Fat Choi

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta



Pemimping perlu bersikap ramah

dimuat dalam Surat Pembaca Kompas Jateng tanggal 2 Februari 2008

Setiap menjelang pesta demokrasi. Baik itu untuk pengisian kursi di lembaga legislatif maupun eksekutif, para calon berusaha mencari dukungan dan perhatian rakyat.
Mulai ajang silaturahmi, aktif berkunjung, memberi bantuaan kepada rakyat dan berbagai aktifitas sosial lainnya. Upaya menarik simpati dan dukungan hanya sebatas saat membutuhkan saja. Padahal untuk menjadi Pemimpin dibutuhkan sikap ramah sepanjang masa.
Pemimpin yang seperti ini akan selalu di keenang oleh rakyatnya. Sehingga bukan lagi setelah tidak menjabat, justru hujatan yang diterima.Maka marilah menjadi pemimpin yang ramah.
Seperti contoh saat saya mendamping siswa untuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Presiden RI yang ke dua. Sejak pukul 07.00 pagi tanggal 28 Januari 2008 bersama 200 an siswa/siswi berjejer di sepanjang Jl. Adisucipto yang hendak dilewati rombongan jenasah maupun tamu yang hendak berbelasungkawa menuju Astana Giribangun.
Pada saat itu hampir tiap menit sirine petugas berbunyi meraung-raung mengiringi para tamu (pejabat) negara termasuk Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Ironisnya kami tidak bisa melihat siapa saja yang sedang mendapatkan pengawalan ketat tersebut.
Hanya satu rombongan yang cukup membanggakan bagi saya dan para siswa-i dan masyarakat yang berjejer. Saat Rombongan Orang nomor satu di tanah air lewat, jendela mobil sedan RI 1 yang ditumpangi Presiden SBY terbuka lebar-lebar. Dengan lambaian dan senyuman khasnya Bapak Presiden memberi salam kepada orang-orang yang berjejer di sepanjang jalan.
Sebuah sapaan yang menyejukkan. Sikap ramah seorang pemimpin (meski dengan senyum dan lampaian tangan) namun sebuah penghargaan kepada rakyat yang ikut menyambut cukup tinggi dan membahagiakan.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta
warga Epistoholik Indonesia