SP, harian KOMPAS 26/1/2022
Berita kenaikan langganan harian Kompas mulai Januari 2022 beragam tanggapannya. Alasan kenaikan memang bisa dimengerti, tetapi program Kompas untuk guru layak di suarakan.
Sebagai guru, penulis sudah sejak tahun 2005 berlangganan harian Kompas dengan menggunakan program guru ini. Biasanya loper atau petugas yang menagih langganan akan membawa selembar surat pernyataan untuk di ketahui oleh pihak sekolah sebagai bukti otentik seorang guru.
Melihat kenaikan langganan mencapai Rp. 143.000, belum ongkos kirim, belum ongkos kirim perlu dipertimbangan agar berliterasi berkesinambungan.
Harapan saya harga langganan pendidik tetap ada agar Kompas bisa menjadi salah satu acuan literasi pendidikan
FX Triyas Hadi Prihantoro
guru SMP PL Domsav Semarang.
Wednesday, January 26, 2022
Monday, January 17, 2022
Rekam Jejak
Surat Pembaca harian KOMPAS, 18/1/2022
Awal tahun 2022, persiapan pemimpin daerah ataupun organisasi menghadapi persiapan pilkada serentak dan Pilpres tahun 2024 makin terasa.
Yang sudah kita lihat antara lain pemasangan baliho di bergai tempat strategis. Penggerakan mesin politik (partai) pun mulai massif. Upaya pengenalan diri dilakukan karena sistem pemilihan secara demokratis dilakukan secara langsung (one man one vote).
Berbagai lembaga survei memublikasikan prosesentase tingkat kepercayaan masyarakat. Maka upaya saling menyalip untuk meraih posisi sudah pasti terjadi. Namun semua itu hanya dapat terlihat, terukur terbaca dengan rekam jejak perjalanan saat memimpin.
Rakyat sekarang sudah bisa melakukan penilaian kemampuan dan kridebilitas seseorang, palagi jika pernah memipin disuatu wilayah/daerah. Kalau berhasil akan mendapat jempol kalau gagal apalagi melakukan tindakan menyimpang (korupsi) akan ada konsekuensi berhadapan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rekam jejak kepemimpinan sebuah indikator yang bisa dipercaya oleh rakyat.
Contoh konkret rekam jejak yang baik adalah perjalanan karier presiden Joko Widodo. Dari saat menjadi tukang kayu menjabat walikota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta hingga akhirnya Presiden Republik Indonesia dua periode.
Mari memilih pemimpin
FX Triyas Hadi Prihantoro guru SMP PL Domsav Semarang
Awal tahun 2022, persiapan pemimpin daerah ataupun organisasi menghadapi persiapan pilkada serentak dan Pilpres tahun 2024 makin terasa.
Yang sudah kita lihat antara lain pemasangan baliho di bergai tempat strategis. Penggerakan mesin politik (partai) pun mulai massif. Upaya pengenalan diri dilakukan karena sistem pemilihan secara demokratis dilakukan secara langsung (one man one vote).
Berbagai lembaga survei memublikasikan prosesentase tingkat kepercayaan masyarakat. Maka upaya saling menyalip untuk meraih posisi sudah pasti terjadi. Namun semua itu hanya dapat terlihat, terukur terbaca dengan rekam jejak perjalanan saat memimpin.
Rakyat sekarang sudah bisa melakukan penilaian kemampuan dan kridebilitas seseorang, palagi jika pernah memipin disuatu wilayah/daerah. Kalau berhasil akan mendapat jempol kalau gagal apalagi melakukan tindakan menyimpang (korupsi) akan ada konsekuensi berhadapan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rekam jejak kepemimpinan sebuah indikator yang bisa dipercaya oleh rakyat.
Contoh konkret rekam jejak yang baik adalah perjalanan karier presiden Joko Widodo. Dari saat menjadi tukang kayu menjabat walikota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta hingga akhirnya Presiden Republik Indonesia dua periode.
Mari memilih pemimpin
FX Triyas Hadi Prihantoro guru SMP PL Domsav Semarang
Wednesday, January 12, 2022
Prototipe Organisasi Penggerak
Mimbar Guru SOLOPOS, 12 Januari 2022
oleh FX Triyas Hadi Prihantoro
Di masa pandemi covid-19 segala bentuk kebijakan pendidikan mengalami perubahan. Sudah menjadi perbincangan umum saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia.
Nadiem Makarim mewacanakan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak. Prototipe sebagai model awal (contoh) yang dilakukan sebagai uji coba atau menguji selera pasar mulai tahun ajaran 2022/2023.
Hemat penulis pemberlakuan kurikulum 2013 masih meninggalkan masalah dan saat ini bergulir kurikulum baru yang masih uji coba. Kurikulum prototipe dengan grand design model Luber (literasi, unggul dan berkarakter) program organisasi penggerak konsorsium Ismoyo. Sosialisasi sudah dilakukan dan implementasi dilaksanakan di tahun ajaran baru. Kurikulum prototipe sebagai opsi tambahan satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan selama tahun 2022-2024.
Ruh dari kurikulum prototipe berubah pradigma dari kemendikbud dari mengerjakan semndiri menjadi gotong royong (POP). Disini diharapkan program organisasi penggerah (POP) melahirkan sekolah penggerak, kepala sekolah penggerag dan guru penggerak. Bagi Kepala Sekolah mengerti proses pembelajaran dan mempu menggerakkan guru-guru. Untuk guru selalu berpihak pada anak, paham bahwa setiap anak berbeda, mengajar dengan cara yang pas untuk anak dan mendukung kepala sekolah. Dalam POP harus berkolaborasi dengan komunitas seperti orang tua, dinas dan pemangku kepentingan yang lain utuk mendukung kualitas belajar siswa.
Dari kolaborasi dalam organisasi penggerak dengan kurilum prototipe ukuran keberhasilan akan dikukur dengan cara yang sama. Melalui Assesemen Kompetensi Minimal (AKM) dari literasi, numerasi dan survei karakter. Untuk rata rata sekolah yang tidak diintervensi di daerahnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan inspirasi bagi sekolah lain. Di dalam program Luber dengan melakukan kegiatan dan latihan (diklat) untuk meningkatkan kompetensi guru dan menggali potensi budaya lokal sebagai pondasi dalam desain kurikulum, desain intruksional dan evaluasi.
Dari pelaksanaan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak ini diharapkan berdampak kepada peningkatan kompetensi guru dalam hal literasi dan numerasi dan terbentuknya karakter pelajar pancasila pada diri siswa. Pelajar Pancasila sindiri diharapkan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, lebhinekaan, bernalar kritis dan kemandirian. Sebagai upaya menjadi bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain karena sudah mandiri.
Sebuah Asa
Pelaksanaan kurikulum baru menjadi sebuah asa dan imajinasi yang penuh ide dari guru membuat pelaksanaan kurikulum dapat berjalan efektif, efisian dan menemui sasaran yang diinginkan. Dengan kreatifitas dan penuh inovasi akan menyongsong generasi emas (2045) Indonesia yang tangguh, kridibel, kapabel dan penuh prestasi. Dengan kemandirian kurikulum membentuk insan muda yang berkarakter sesuai tuntutan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum protoipe dalam situasi adaptasi pandemi covid-19 semua eleman mengambil peran dalam kolaborasi yang efektif. Harapannya dalam tahap uji coba ini membawa dampak positif dengan segala perubahan yang diharapkan. Sehingga apa yang menjadi contoh dapat segera menular karena rencana POP angkatan 2 dilaksanakan tahun 2022 dan POP angkatan ketiga dilaksanakan tahun 2023 selanjunya monitoring dan evaluasi (Monev)..
Seperti penelitian yang dilakukan Lee & Smith tahun 1996 membuktikan bahwa sekolah-sekolah dengan guru yang memiliki tanggung jawab kolektif tinggi mampu menghasilkan siswa-siswa dengan prestasi akademis yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sekolah sekolah lain dengan guru guru yang memeiliki tingkat tangggung jawab kolektif sedang dan rendah. (Arends. 2008 ; 158).
Kurikulum prototipe akan mengisi ruang kreatif dan inovatif. Demi sebuah kemajuan harus ada perubahan dengan evaluasi kurikulum. Karena evaluasi kurikulum sebagai proses aktifitas ilmiah demi sebuah pengembangan yang menyesuaikan jamannya yang sejatinya berisi program-program yang hendak dicapai sejalan tuntutan jaman.
Oleh karena itu stakeholder pendidikan ikut bertanggung jawab dalam implementasi demi menyongsong generasi emas. Perubahan pembelajaran, dari guru sebagai fasilitator berubah menjadi penggerak dan berusaha mencari tahu, mengobservasi dan memberikan dorongan untuk gterus bergerak. Kurikulum prototipe disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terintegrasi dengan kearifan lokal dan mata pelajaran lain dalam satu kolaborasi. Harapannya peserta didik semakin lebih produktif, kreatif, inovatif dengan memiliki keungguan literasi, numerasi dan berkarakter.
FX triyas Hadi Prihantoro (guru SMP PL Domsav Semarang)
oleh FX Triyas Hadi Prihantoro
Di masa pandemi covid-19 segala bentuk kebijakan pendidikan mengalami perubahan. Sudah menjadi perbincangan umum saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia.
Nadiem Makarim mewacanakan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak. Prototipe sebagai model awal (contoh) yang dilakukan sebagai uji coba atau menguji selera pasar mulai tahun ajaran 2022/2023.
Hemat penulis pemberlakuan kurikulum 2013 masih meninggalkan masalah dan saat ini bergulir kurikulum baru yang masih uji coba. Kurikulum prototipe dengan grand design model Luber (literasi, unggul dan berkarakter) program organisasi penggerak konsorsium Ismoyo. Sosialisasi sudah dilakukan dan implementasi dilaksanakan di tahun ajaran baru. Kurikulum prototipe sebagai opsi tambahan satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan selama tahun 2022-2024.
Ruh dari kurikulum prototipe berubah pradigma dari kemendikbud dari mengerjakan semndiri menjadi gotong royong (POP). Disini diharapkan program organisasi penggerah (POP) melahirkan sekolah penggerak, kepala sekolah penggerag dan guru penggerak. Bagi Kepala Sekolah mengerti proses pembelajaran dan mempu menggerakkan guru-guru. Untuk guru selalu berpihak pada anak, paham bahwa setiap anak berbeda, mengajar dengan cara yang pas untuk anak dan mendukung kepala sekolah. Dalam POP harus berkolaborasi dengan komunitas seperti orang tua, dinas dan pemangku kepentingan yang lain utuk mendukung kualitas belajar siswa.
Dari kolaborasi dalam organisasi penggerak dengan kurilum prototipe ukuran keberhasilan akan dikukur dengan cara yang sama. Melalui Assesemen Kompetensi Minimal (AKM) dari literasi, numerasi dan survei karakter. Untuk rata rata sekolah yang tidak diintervensi di daerahnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan inspirasi bagi sekolah lain. Di dalam program Luber dengan melakukan kegiatan dan latihan (diklat) untuk meningkatkan kompetensi guru dan menggali potensi budaya lokal sebagai pondasi dalam desain kurikulum, desain intruksional dan evaluasi.
Dari pelaksanaan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak ini diharapkan berdampak kepada peningkatan kompetensi guru dalam hal literasi dan numerasi dan terbentuknya karakter pelajar pancasila pada diri siswa. Pelajar Pancasila sindiri diharapkan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, lebhinekaan, bernalar kritis dan kemandirian. Sebagai upaya menjadi bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain karena sudah mandiri.
Sebuah Asa
Pelaksanaan kurikulum baru menjadi sebuah asa dan imajinasi yang penuh ide dari guru membuat pelaksanaan kurikulum dapat berjalan efektif, efisian dan menemui sasaran yang diinginkan. Dengan kreatifitas dan penuh inovasi akan menyongsong generasi emas (2045) Indonesia yang tangguh, kridibel, kapabel dan penuh prestasi. Dengan kemandirian kurikulum membentuk insan muda yang berkarakter sesuai tuntutan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum protoipe dalam situasi adaptasi pandemi covid-19 semua eleman mengambil peran dalam kolaborasi yang efektif. Harapannya dalam tahap uji coba ini membawa dampak positif dengan segala perubahan yang diharapkan. Sehingga apa yang menjadi contoh dapat segera menular karena rencana POP angkatan 2 dilaksanakan tahun 2022 dan POP angkatan ketiga dilaksanakan tahun 2023 selanjunya monitoring dan evaluasi (Monev)..
Seperti penelitian yang dilakukan Lee & Smith tahun 1996 membuktikan bahwa sekolah-sekolah dengan guru yang memiliki tanggung jawab kolektif tinggi mampu menghasilkan siswa-siswa dengan prestasi akademis yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sekolah sekolah lain dengan guru guru yang memeiliki tingkat tangggung jawab kolektif sedang dan rendah. (Arends. 2008 ; 158).
Kurikulum prototipe akan mengisi ruang kreatif dan inovatif. Demi sebuah kemajuan harus ada perubahan dengan evaluasi kurikulum. Karena evaluasi kurikulum sebagai proses aktifitas ilmiah demi sebuah pengembangan yang menyesuaikan jamannya yang sejatinya berisi program-program yang hendak dicapai sejalan tuntutan jaman.
Oleh karena itu stakeholder pendidikan ikut bertanggung jawab dalam implementasi demi menyongsong generasi emas. Perubahan pembelajaran, dari guru sebagai fasilitator berubah menjadi penggerak dan berusaha mencari tahu, mengobservasi dan memberikan dorongan untuk gterus bergerak. Kurikulum prototipe disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terintegrasi dengan kearifan lokal dan mata pelajaran lain dalam satu kolaborasi. Harapannya peserta didik semakin lebih produktif, kreatif, inovatif dengan memiliki keungguan literasi, numerasi dan berkarakter.
FX triyas Hadi Prihantoro (guru SMP PL Domsav Semarang)
Thursday, December 23, 2021
Pandemi dan Semangat Kasih Natal
Opini, Kedaulatan Rakyat 24/12/21
oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro
Peringatan Natal 2021 sarat dengan ketidak pastian. Mulai dari kebijakan Pemerintah yang berubah-ubah sehingga mengkaburkan berbagai rencana. Seperti halnya mengenai kepastian liburan natal yang memporak porandakan agenda kegiatan yang sudah disusun rapi oleh keluarga, komunitas dan instansi.
Namun hakekat natal tetap ada dalam hati insan manusia beriman (Kristiani) dengan menebarkan semangat kasih. Seperti dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ada enam kebijakan pemerintah menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru). Mulai dari upaya Pemerintah menerbitkan aturan atau kebijakan yang diperlukan untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat, menggelar operasi, penebalan petugas untuk mengantisipasi dampak pergerakan masyarakat di semua area publik, mempercepat proses pemeriksaan dan mengurangi waktu tunggu hasil PCR di pintu-pintu masuk, peningkatan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan melakukan komunikasi publik yang baik dan efektif dengan narasi tunggal.
Membuat Lega
Upaya akhir pemerintah dengan menetapkan enam kebijakan sedikit membuat lega masyarakat. Berarti Pemerintah mulai paham dan mengerti hasrat/keinginan dari masyarakat. Lama terbelunggu (satu tahun sembilan bulan) hidup dalam keterbatasan (isolasi) dan sulit bergerak. Berarti bebas tapi terbatas harus ditaati oleh masyarakat demi peduli dan lindungi. Karena dengan mulai terindikasi varian baru covid-19, Omicron masuk ke Indonesia yang lebih cepat menular. Berarti kewaspadaan dengan selalu taat protokol kesehatan menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar. Saat Pemerintah aktif menggelar operasi lilin terpadu, maka masyarakat harus patuh dan taat, sebab ini semua demi kepentingan bersama.
Gerakan peduli lindungi demi mengamankan serta memeriahkan natal, landasai yang menggerakkan adalah semangat kasih itu sendiri. Semangat yang saling menghormati, menghargai sejalan dengan UUD 1945, khususnya pasal 29 ayat 2. Sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tinggal Ika, di masa pandemi tetap tumbuh semangat tolong menolong, gotong royong, empati dan simpati tanpa memandang Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). Masa penuh keprihatinan tetap memunculkan bela rasa, tepa slira dan handarbeni dalam kesehatan demi kemashalahatan.
Hakikatnya kepedulian merupakan implementasi kerukunan hidup beragama dengan saling membantu menjadi sebuat rahmat semesta. Kepedulian merupakan salah satu penjabaran semangat kasih natal itu sendiri. Kasih atau caritas (latin) merupakan persahabatan manusia demi Allah. Thomas Aquinas menagatakan bahwa tidak sekadar menyamakan kasih dengan cinta yang mana ia nyatakan sebagai suatu gairah atau nafsu (passion), sebagai persahabatan. Semangat kasih dilandasi oleh ketulusan dalam berbagi dalam sebuah peristiwa (natal).
Kasih Natal
Bahkan negara sendiri sudah memberi payung hukum guna kehidupan bersama dalam semangat kasih kerukunan hidup beragama sebagai implementasi kepedulian. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan No. 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat. Bukti kesungguhan Negara untuk melindungi warganya dalam kebebasan memeluk agama dan kepercayaan tanpa kecuali. Serta perlindungan dan jaminan dalam merayakan hari besar agamanya. Di dalamnya bertumbuh rasa semangat kasih. Negara punya tanggung jawab yang besar untuk memberikan perlindungan dan jaminan kebebasan memeluk agama.
Seperti tercantum dalam tujuan negara dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, ” melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Tanpa ragu lagi peringatan dan perayaan natal dapat berlangsung dengan penuh kedamaian. Kasih natal merupakan kasih untuk semua umat beriman dan sesama. Semangat kepedulian dengan saling berbagi kebahagiaan merupakan hakekat natal itu sendiri dalam kasih.
FX Triyas Hadi Prihantoro Guru SMP PL Domenico Savio Semarang
oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro
Peringatan Natal 2021 sarat dengan ketidak pastian. Mulai dari kebijakan Pemerintah yang berubah-ubah sehingga mengkaburkan berbagai rencana. Seperti halnya mengenai kepastian liburan natal yang memporak porandakan agenda kegiatan yang sudah disusun rapi oleh keluarga, komunitas dan instansi.
Namun hakekat natal tetap ada dalam hati insan manusia beriman (Kristiani) dengan menebarkan semangat kasih. Seperti dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ada enam kebijakan pemerintah menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru). Mulai dari upaya Pemerintah menerbitkan aturan atau kebijakan yang diperlukan untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat, menggelar operasi, penebalan petugas untuk mengantisipasi dampak pergerakan masyarakat di semua area publik, mempercepat proses pemeriksaan dan mengurangi waktu tunggu hasil PCR di pintu-pintu masuk, peningkatan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan melakukan komunikasi publik yang baik dan efektif dengan narasi tunggal.
Membuat Lega
Upaya akhir pemerintah dengan menetapkan enam kebijakan sedikit membuat lega masyarakat. Berarti Pemerintah mulai paham dan mengerti hasrat/keinginan dari masyarakat. Lama terbelunggu (satu tahun sembilan bulan) hidup dalam keterbatasan (isolasi) dan sulit bergerak. Berarti bebas tapi terbatas harus ditaati oleh masyarakat demi peduli dan lindungi. Karena dengan mulai terindikasi varian baru covid-19, Omicron masuk ke Indonesia yang lebih cepat menular. Berarti kewaspadaan dengan selalu taat protokol kesehatan menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar. Saat Pemerintah aktif menggelar operasi lilin terpadu, maka masyarakat harus patuh dan taat, sebab ini semua demi kepentingan bersama.
Gerakan peduli lindungi demi mengamankan serta memeriahkan natal, landasai yang menggerakkan adalah semangat kasih itu sendiri. Semangat yang saling menghormati, menghargai sejalan dengan UUD 1945, khususnya pasal 29 ayat 2. Sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tinggal Ika, di masa pandemi tetap tumbuh semangat tolong menolong, gotong royong, empati dan simpati tanpa memandang Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). Masa penuh keprihatinan tetap memunculkan bela rasa, tepa slira dan handarbeni dalam kesehatan demi kemashalahatan.
Hakikatnya kepedulian merupakan implementasi kerukunan hidup beragama dengan saling membantu menjadi sebuat rahmat semesta. Kepedulian merupakan salah satu penjabaran semangat kasih natal itu sendiri. Kasih atau caritas (latin) merupakan persahabatan manusia demi Allah. Thomas Aquinas menagatakan bahwa tidak sekadar menyamakan kasih dengan cinta yang mana ia nyatakan sebagai suatu gairah atau nafsu (passion), sebagai persahabatan. Semangat kasih dilandasi oleh ketulusan dalam berbagi dalam sebuah peristiwa (natal).
Kasih Natal
Bahkan negara sendiri sudah memberi payung hukum guna kehidupan bersama dalam semangat kasih kerukunan hidup beragama sebagai implementasi kepedulian. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan No. 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat. Bukti kesungguhan Negara untuk melindungi warganya dalam kebebasan memeluk agama dan kepercayaan tanpa kecuali. Serta perlindungan dan jaminan dalam merayakan hari besar agamanya. Di dalamnya bertumbuh rasa semangat kasih. Negara punya tanggung jawab yang besar untuk memberikan perlindungan dan jaminan kebebasan memeluk agama.
Seperti tercantum dalam tujuan negara dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, ” melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Tanpa ragu lagi peringatan dan perayaan natal dapat berlangsung dengan penuh kedamaian. Kasih natal merupakan kasih untuk semua umat beriman dan sesama. Semangat kepedulian dengan saling berbagi kebahagiaan merupakan hakekat natal itu sendiri dalam kasih.
FX Triyas Hadi Prihantoro Guru SMP PL Domenico Savio Semarang
Saturday, November 06, 2021
Hidrometeorologi, Banjir dan Mitigasi
OPINI Kedaulatan Rakyat (6/11/21)
oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro
Awal nopember 2021 ini beberapa peristiwa banjir terjadi di tanah air, seperti halnya banjir bandang di Batu Malang Jawa Timur (4/11/21). Banjir sebagai peristiwa hidrometereologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi. Bisa dikatakan bencana yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, temperatur.
Seperti dikatakan oleh kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala, bahwa, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. Beberapa paramater di antaranya adalah peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.
Perubahan iklim
Bagaimanapun kondisi saat ini sering terjadi perubahan iklim/cuaca yang radikal. Menurut BMKG ada enam daerah di Indonesia di bulan nopember 2021 ini waspada banjir. Enam daerah tersebut adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Mereka termasuk di antara sepuluh wilayah dengan potensi dampak hujan lebat dengan kategori Siaga. Kewaspadaan terhadap bahaya banjir karena dampak La Nina.
Bencana banjir sendiri merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau non alam maupun manusia. Sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Kondisi geografis Indonesia sangat rawan terjadinya bencana (banjir). Sayang sekali tingkat pengetahuan akan pencegahan, antisipasi, rehabilitasi pasca bencana kurang menjadi habitus bangsa. Kesigapan dalam memprediksi datangnya bencana serta melakukan pertolongan pertama kurang dipahami, dimengerti dan diaplikasikan. Bila korban jiwa sudah banyak baru di evaluasi dan diantisipasi.
Seperti tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana. Dalam pasal 1 ayat 6 bahwa mitigasi bencana sebagai rangkaian upaya mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Sebagai upaya bentuk dari kesiapan “menyongsong” banjir. Mulai antisipasi dengan perencanaan, mengatur sumber daya, mempelajari dampak. Edukasi mengurangi beban bencana dan upaya menerapkan rencana dan memantau progress demi rehabilitasi kembali. Menurut Suparta (2004), banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran yang ada.
gotong royong
Kondisi sekarang di perkotaan resapan cenderung tidak ditemukan dan warga belum punya kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Wilayah ini sangat rentan terhadap banjir sering terkena dampaknya. Mengingat kondisi kota yang berada di dataran rendah, justru banyak tertutup dengan aspal, bangunan beton, betonisasi dan lainnya, membuat air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah dan meluap mencari daerah yang rendah.
Saat terjadi banjir membuka kesadaran. Sikap gotong royong, saling menolong, membantu sebagai peristiwa dadakan. Mitigasi dan kesiapan penanggulangan tidak sekadar bersifat informatif, tetapi terlebih-lebih bersifat etis. UU Nomor 24 Tahun 2007, dikatakan bahwa Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
Mitigasi sebagai upaya dalam penanggulangan banjir butuh kesiapan baik pencegahan, tanggap, rehabilitasi dan normalisasi. Disini edukasi memegang kunci. BLarangan membuang sampah di sepanjang sungai, pencegahan penggundulan hutan dan tanggap akan program reboisasi (penghijauan) bisa dididikkan sejak dini. Karena pemikiran recovery pasca banjir membutuhkan biaya dan tenaga. Sudahkah edukasi secara masif dilakukan?
FX Triyas Hadi Prihantoro (Guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang)
oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro
Awal nopember 2021 ini beberapa peristiwa banjir terjadi di tanah air, seperti halnya banjir bandang di Batu Malang Jawa Timur (4/11/21). Banjir sebagai peristiwa hidrometereologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi. Bisa dikatakan bencana yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, temperatur.
Seperti dikatakan oleh kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala, bahwa, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. Beberapa paramater di antaranya adalah peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.
Perubahan iklim
Bagaimanapun kondisi saat ini sering terjadi perubahan iklim/cuaca yang radikal. Menurut BMKG ada enam daerah di Indonesia di bulan nopember 2021 ini waspada banjir. Enam daerah tersebut adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Mereka termasuk di antara sepuluh wilayah dengan potensi dampak hujan lebat dengan kategori Siaga. Kewaspadaan terhadap bahaya banjir karena dampak La Nina.
Bencana banjir sendiri merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau non alam maupun manusia. Sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Kondisi geografis Indonesia sangat rawan terjadinya bencana (banjir). Sayang sekali tingkat pengetahuan akan pencegahan, antisipasi, rehabilitasi pasca bencana kurang menjadi habitus bangsa. Kesigapan dalam memprediksi datangnya bencana serta melakukan pertolongan pertama kurang dipahami, dimengerti dan diaplikasikan. Bila korban jiwa sudah banyak baru di evaluasi dan diantisipasi.
Seperti tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana. Dalam pasal 1 ayat 6 bahwa mitigasi bencana sebagai rangkaian upaya mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Sebagai upaya bentuk dari kesiapan “menyongsong” banjir. Mulai antisipasi dengan perencanaan, mengatur sumber daya, mempelajari dampak. Edukasi mengurangi beban bencana dan upaya menerapkan rencana dan memantau progress demi rehabilitasi kembali. Menurut Suparta (2004), banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran yang ada.
gotong royong
Kondisi sekarang di perkotaan resapan cenderung tidak ditemukan dan warga belum punya kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Wilayah ini sangat rentan terhadap banjir sering terkena dampaknya. Mengingat kondisi kota yang berada di dataran rendah, justru banyak tertutup dengan aspal, bangunan beton, betonisasi dan lainnya, membuat air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah dan meluap mencari daerah yang rendah.
Saat terjadi banjir membuka kesadaran. Sikap gotong royong, saling menolong, membantu sebagai peristiwa dadakan. Mitigasi dan kesiapan penanggulangan tidak sekadar bersifat informatif, tetapi terlebih-lebih bersifat etis. UU Nomor 24 Tahun 2007, dikatakan bahwa Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
Mitigasi sebagai upaya dalam penanggulangan banjir butuh kesiapan baik pencegahan, tanggap, rehabilitasi dan normalisasi. Disini edukasi memegang kunci. BLarangan membuang sampah di sepanjang sungai, pencegahan penggundulan hutan dan tanggap akan program reboisasi (penghijauan) bisa dididikkan sejak dini. Karena pemikiran recovery pasca banjir membutuhkan biaya dan tenaga. Sudahkah edukasi secara masif dilakukan?
FX Triyas Hadi Prihantoro (Guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang)
Tuesday, October 12, 2021
Guru yang Menginspirasi dan Berkarakter
Koran, Kedaulatan Rakyat 12 Oktober 2021
Menjadi guru merupakan pilihan yang membanggakan. Karena dari gurulah akan melahirkan generasi cerdas demi ikut serta membangun negara. Butuh kesadaran bahwa menjadi guru adalah pekerjaan kolegialyang melibatkan banyak kepala, pikiran dan tindakan yang dicurahkan dalam melakukan pendampingan dan pendidikan kepada peserta didik.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, dibutuhkan guru yang mampu membangun karakter baik untuk peserta didiknya. Makan dibutuhkan juga pendekatan personal (cura personalis) yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam pengembangan sikap dan kepribadian peserta didik. Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu penguatan kesadaran moral universal, pengyaan pemgetahuan tentang kearifan lokal yang dapat menjadi sumber pemelajaran dan kreatifitas untuk menggabungkan dalam bentuk nyata praksis pendidikan karakter.
Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh merengkuh tiga basis pendekatan yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, kultur sekolah dan komunitas. Tiga basis pendekatan akan menjadi semakin efektif bila memperkuat peranan tri pusat pendidikan yaitu guru, orang tua dan masyarakat. Dari sinilah sebuah penguatan pendidikan karakter dapat membentuk kehidupan peserta didik demi masa depannya saat dalam setiap proses kegiatan belajarnya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Buku yang berisi 235 judul pengalaman melaksanakan pendampingan belajar baik di sekolah maupun lingkungan sekitarnya. Bagaimana seorang guru dalam memberikan pelajaran tidak hanya terpaku kepada materi namun butuh penyisipan pengalaman aktual dan kekinian. Pendidikan seumur hidup berdasarkan dinamika kehidupan sebagai wujud nyata dalam penyampaian pesan. Seperti dalam tulisan awal ” Sampaikan Peristiwa Aktual,” dibutuhkan kemampuan reflektif guru untuk mengaitkan isi materi pelajaran dengan peristiwa aktual yang sedang terjadi (hal.21).
Melalui buku ini banyak ajakan-ajakan kepada guru bereksplorasi, berkolaborasi dan melibatkan banyak kalangan/berbagai pihak (institusi maupun masyarakat). Ibaratnya tidak muncul pepatah “katak dalam tempurung,” karena belajar dapat kepada siapa saja dan kapan saja sesuai situasi dan kondisi.Buku ini menawarkan berbagai inspirasi yang dapat dilakukan guru dimana saja. Sebuah kolaborasi autentik, santun dan membangun dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam upaya merdeka belajar dalam komunitas moral yang ramah.
FX Triyas Hadi Prihantoro (guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang).
Menjadi guru merupakan pilihan yang membanggakan. Karena dari gurulah akan melahirkan generasi cerdas demi ikut serta membangun negara. Butuh kesadaran bahwa menjadi guru adalah pekerjaan kolegialyang melibatkan banyak kepala, pikiran dan tindakan yang dicurahkan dalam melakukan pendampingan dan pendidikan kepada peserta didik.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, dibutuhkan guru yang mampu membangun karakter baik untuk peserta didiknya. Makan dibutuhkan juga pendekatan personal (cura personalis) yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam pengembangan sikap dan kepribadian peserta didik. Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu penguatan kesadaran moral universal, pengyaan pemgetahuan tentang kearifan lokal yang dapat menjadi sumber pemelajaran dan kreatifitas untuk menggabungkan dalam bentuk nyata praksis pendidikan karakter.
Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh merengkuh tiga basis pendekatan yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, kultur sekolah dan komunitas. Tiga basis pendekatan akan menjadi semakin efektif bila memperkuat peranan tri pusat pendidikan yaitu guru, orang tua dan masyarakat. Dari sinilah sebuah penguatan pendidikan karakter dapat membentuk kehidupan peserta didik demi masa depannya saat dalam setiap proses kegiatan belajarnya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Buku yang berisi 235 judul pengalaman melaksanakan pendampingan belajar baik di sekolah maupun lingkungan sekitarnya. Bagaimana seorang guru dalam memberikan pelajaran tidak hanya terpaku kepada materi namun butuh penyisipan pengalaman aktual dan kekinian. Pendidikan seumur hidup berdasarkan dinamika kehidupan sebagai wujud nyata dalam penyampaian pesan. Seperti dalam tulisan awal ” Sampaikan Peristiwa Aktual,” dibutuhkan kemampuan reflektif guru untuk mengaitkan isi materi pelajaran dengan peristiwa aktual yang sedang terjadi (hal.21).
Melalui buku ini banyak ajakan-ajakan kepada guru bereksplorasi, berkolaborasi dan melibatkan banyak kalangan/berbagai pihak (institusi maupun masyarakat). Ibaratnya tidak muncul pepatah “katak dalam tempurung,” karena belajar dapat kepada siapa saja dan kapan saja sesuai situasi dan kondisi.Buku ini menawarkan berbagai inspirasi yang dapat dilakukan guru dimana saja. Sebuah kolaborasi autentik, santun dan membangun dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam upaya merdeka belajar dalam komunitas moral yang ramah.
FX Triyas Hadi Prihantoro (guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang).
Wednesday, October 06, 2021
"Veni, Vidi, Vici"
SP, KOMPAS 6 Oktober 2021
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 sudah dimulai. Slogan fair play, bersih dalam bertanding, menjadi upaya membangun karakter jujur, mengakui dan menghormati kemenangan lawan.
Latihan, kerja keras, dan semangat bertanding sudah dipupuk setiap kontingen dari pelbagai provinsi. Sebuah sikap untuk memberikan yang terbaik.
Slogan veni, vidi, vici (saya datang, saya melihat, dan saya menang) menggema dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam kompetisi tingkat nasional ini sehingga mengikis kecurangan dan ketidakjujuran. Semoga tidak muncul kasus doping dan protes-protes kecurangan.
Semua warga Indonesia menunggu akan lahirnya pahlawan olahraga baru dengan prestasi baru. Semoga melalui ajang PON ini akan lahir bibit baru dan mampu bertanding untuk event yang lebih tinggi, baik regional maupun internasional. Paling utama yang menjadi pijakan adalah atlet harus jujur dan menjunjung tinggi integritas.
Iming-iming bonus bagi pemenang dari pemerintah daerah masing-masing ketika memperoleh medali tetap sebagai pemicu. Namun, lebih dari itu, semangat sportivitas menjadi pegangan bersama meski semua atlet yang bertanding berslogan veni, vidi, vici. Semoga.
FX Triyas Hadi Prihantoro (Guru SMP PL Domenico Savio, Semarang)
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 sudah dimulai. Slogan fair play, bersih dalam bertanding, menjadi upaya membangun karakter jujur, mengakui dan menghormati kemenangan lawan.
Latihan, kerja keras, dan semangat bertanding sudah dipupuk setiap kontingen dari pelbagai provinsi. Sebuah sikap untuk memberikan yang terbaik.
Slogan veni, vidi, vici (saya datang, saya melihat, dan saya menang) menggema dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam kompetisi tingkat nasional ini sehingga mengikis kecurangan dan ketidakjujuran. Semoga tidak muncul kasus doping dan protes-protes kecurangan.
Semua warga Indonesia menunggu akan lahirnya pahlawan olahraga baru dengan prestasi baru. Semoga melalui ajang PON ini akan lahir bibit baru dan mampu bertanding untuk event yang lebih tinggi, baik regional maupun internasional. Paling utama yang menjadi pijakan adalah atlet harus jujur dan menjunjung tinggi integritas.
Iming-iming bonus bagi pemenang dari pemerintah daerah masing-masing ketika memperoleh medali tetap sebagai pemicu. Namun, lebih dari itu, semangat sportivitas menjadi pegangan bersama meski semua atlet yang bertanding berslogan veni, vidi, vici. Semoga.
FX Triyas Hadi Prihantoro (Guru SMP PL Domenico Savio, Semarang)
Subscribe to:
Posts (Atom)