Wednesday, November 27, 2013

Membangun Nasionalisme

Opini, Harian Joglosemar 10 Nopember 2013

Setiap tanggal 10 Nopember bangsa ini memperingati hari Pahlawan. Peringatan ini janganlah hanya sebuah rutinitas yang hampa tanpa makna. Perlu digali di optimalkan semangat generasi muda (siswa di sekolah) untuk mengaktualisasikan diri. Mengambil peran, eksis dan mandiri sejalan dengan ritme jiwa muda yang selalu menggelora dengan nuansa kebangsaan.

Membumikan gerakan topdown untuk memupuk semangat nasionalisme dan Patriotisme meyakinkan diri negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) tetap utuh. Sebab berbagai konflik yang terjadi yang berbau Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) masih menghantui implementasi Kebhinnekaan yang diagungkan.

Semangat kebangsaan di sekolah sebagai bentuk membangun karakter. Seperti dikatakan oleh Pritchard (dalam Barton 2000) bahwa karakter mengacu kepada kualitas positif yang secara konstan dimiliki oleh individu. Maka saat siswa di sekolah mampu menunjukkan perilaku positif tertentu secara konsisten dan terus menerus dan bukan pada saat tertentu saja maka karakternya sudah terbentuk.

Membangun karakter siswa dilatarbelakangi kemirisan orang tua terhadap degradasi lunturnya semangat cinta bangsa dan tanah air. Berkat arus globalisasi dan transparansi yang mudah diserap generasi muda. Kejengahan stakeholeder pendidikan banyak dibuktikan dari ketidak mampuan generasi muda memupuk semangat persatuan dan kestuan, dengan masih banyaknya aksi tawuran.

Semangat kepahlawan bagi generasi muda yang timbul dari hati yang tulus tidak akan lekang ditelan waktu. Terhusus bagi generasi muda sebagai harapan masa depan bangsa. Sehingga perlu lagi menumbuhkan semangat dan mengimplementasikan nasionalisme. Demi membebaskan diri dari rasa iri hati, fitnah dan sikap egoistis.

Melunturnya semangat nasionalisme karena kaum muda sudah terjebak pada hal-hal pragmatis, material, individualis, egoisme, hedonis dan instan. Sehingga mengakibatkan krisis identitas bangsa, sebagai dampak terbenturnya nilai-nilai kebangsaan dengan modernitas. Maka membangun karakter kebangsaan menjadi penting untuk diaktualisasikan. Sebab karakter dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan (Ryan dan Bohlin dalam Barton, 2000)

Nuansa kebangsaan

Ajakan menumbuhkan semangat kebangsaan dengan memunculkan nuansa kebangsaan di sekolah. Melalui berbagai kegiatan postif demi mengenang kembali semangat kepahlawanan. Selain upacara bendera, internalisasi nilai kepahlawanan dan pemberian reward kepada anggota komunitas sekolah yang berjasa dalam segala bidang.

Selain itu dalam kegiatan sehari hari dengan mensinergikan ajakan mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Bahwa tiap hari Sekolah diwajibkan memutar lagu kebangsaan Pasalnya degradasi moral, etika, tingkah laku dan kecintaan kepada tanah air (Patriotisme), semangat kebangsaan (Nasionalisme) bagi kaum muda sudah semakin jauh dari harapan dan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Para founding fathers (pendiri Negara) pasti menangis bila melihat, mendengar dan merasakan betapa tidak pedulinya generasi muda akan makna perjuangan pahlawan bangsa. Bahkan tidak sedikit siswa di sekolah tidak kenal dan tidak mengetahui berbagai pahlawan bangsa dan Nasional saat ditanya guru.

Padahal dengan tanpa pamrih, tulus, sukarela mereka berjuang demi eksistensi martabat bangsa di mata dunia. Namun sayangnya generasi muda mulai melupakan semangat perjuangan mereka, salah satunya dengan tidak sanggup menyanyikan lagu kebangsaan yang ada secara benar dan utuh. Dan itu memang fakta yang tidak bisa dielakkan di jaman global ini. Sebab sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) penulis sering meminta siswa/siswi untuk menyanyikan lagu kebangsaan di tengah proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun hampir sebagian besar mereka juga tidak hapal, tidak runtut bahkan ironisnya sampai tidak mengenal lagu kebangsaan yang diminta

Lagu kebangsaan dan nuansa kebangsaan di sekolah mampu merubah paradigma generasi muda demi nasib bangsa ini ke depan. Melalui tangan orang muda inilah masa depan bangsa dipertaruhkan. Karena dengan mendorong semangat dengan hati untuk mencintai negara dan tanah airnya. Membumikan semangat kebangsaan dengan mengingat kembali semangat perjuangan pahlawan akan mendorong semangat persatuan dan kesatuan.

Nasionalisme sebagai produk entitas politik negara-bangsa kerap dijadikan parameter loyalitas seorang warga terhadap negara sekaligus bangsanya. Ibarat menjadi tungku untuk membuat masakan matang. Nasionalisme pun diyakini sebagai soko guru ideologi negara-bangsa untuk menjamin keberadaanya. Sebab bila bangsa ini sudah luntur semangat Nasionalismenya maka akan dengan mudah terkoyak-koyak yang menjadikan disintegrasi bangsa.

Maka dari itu usaha membumikan semangat Nasionalise di awali perilaku cinta tanah air dan bangsa dalam lingkungan sekolah dengan nuansa kebangsaan. Program ini semakin melengkapi berbagai program pendidikan antara lain pendidikan kantin kejujuran, pendidikan anti korupsi, sekolah hijau, usaha kesehatan sekolah dan Pramuka.

Nasionalisme

Semangat kepahlawanan dalam kalangan muda akan terapresiasi dengan baik. Dengan perencanaan, sosialisasi terprogram dan terarah. Sebab bila hanya sekedar mendengarkan dengan pemutaran lagu kebangsaan, menyanyikan tanpa peresapan makna dan ungkapan perasaan hanya menjadi sebuah rutinitas belaka.

Teori tanpa praktek, keteladanan dan pembelajaran riil, seolah-olah hanya memberikan kulit tanpa isi yang lebih mendalam. Sehingga apa yang didengar, dinyanyikan sebatas sebuah pembelajaran konteks tanpa dibarengi sebuah substansi yang pokok.

Pemutaran Lagu Kebangsaan dan kegiatan kepahlawanan guna merivitalisasi semangat Nasionalisme yang mulai luntur. Sebuah pengimbangan warga sekolah dengan dukungan dari Pengelola Sekolah. Kebijakan yang lahir akan bersinergi sebab dukungan muncul secara holistik tanpa paksaan namun sebuah kebutuhan demi masa depan bangsa.

Progam aktualisasi dengan dibarengi pemasangan gambar pahlawan bangsa, peta wilayah Indonesia dan simbol-simbol Perjuangan di tiap kelas. Seperti teks Sumpah Pemuda, Teks Proklamasi kemerdekaan dan Kata-kata mutiara para Pejuang Bangsa. Semakin aktual dan mengkristal dalam diri insan muda bila setiap peringatan Hari Pahlawan juga dengan menyanyikan lagu kebangsaan bersama sebagai kewajiban. Atau kegiatan lain yang bernuansa Pahlawan.

Hari pahlawan dan semangat kebangsaan di sekolah, akan menumbuhkan rasa empati, persaudaraan dan memupuk nasionalisme. Akan ikut merasakan pahit-getirnya sebuah perjuangan hidup dan kokoh dalam prinsip demi harapan yang selalu diperjuangkan. Penananaman nasionalisme memang perlu diwujudnyatakan dalam aksi. Akan mengabaikan isu, provokasi, vandalisme, demonstrasi yang destruktif dan menghilangkan sekat-sekat primordialisme. Oleh karena itu momentum hari pahlawan akan selalu menjadi pandora tanpa lekang oleh jaman.

FX Triyas Hadi Prihantoro Guru SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

No comments: