Sunday, July 25, 2021

Saatnya Belajar Taat dan Patuh Berlalu Lintas

Resensi Buku, Tribun Jateng 25 Juli 2021

oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro

Semakin pesatnya pertambahan dan pertumbuhan kendaraan menjadi tidak sebanding dengan penambahan ruas jalan yang memadai. Seperti dikatakan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Karlo Manik, bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor saat ini sangat tinggi. Pertumbuhan ini tidak mungkin diimbangi dengan penyediaan jalan raya terutama di Ibu Kota. Pertumbuhan kendaraan bermotor sudah mencapai 10 persen. Sementara, pertumbuhan jalan raya masih di bawah 1 persen.

Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan sebagai budaya masyarakat dalam berkendaraan “ road safety,” keselamatan bersama dalam berlalu lintas. Sebagai konsep keindonesiaan dalam keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas. Karena konsep lalu lintas bukan hanya konsep pergerakan orang atau barang saja. Tetap sebuah konsep yang mengutamakan keselamatan dalam berlalu lintas menjadi yang pertama dan utama. Yaitu konsep kamsetibcar sebagai bentuk keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran.

Dalam menumbuhkan dan menjadi budaya, setiap orang yang mengemudikan kendaraan wajib mengerti tata krama berlalu lintas. Lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan yang sehat, aman, selamat, tertib dan lancar. Upaya menjadi orang yang sadar dalam berlalu lintas akan konsep kamsetibcar di tuliskan oleh Brigjend Pol. Prof. Dr, Chrysnanda Dwilaksana Msi., dalam buku ini. Dimana dalam berlalu lintas yang tertib berdampak adanya perlambatan dan kecelakaan. Dengan lima faktor yang melekat mulai dari jalan, pengguna jalan, kendaraan, alam lingkungan dan masalah-masalah sosial.

Kelima masalah yang muncul dalam berlalu lintas dikupas secara detail dalam buku ini. Terutama bagi manusia yang selalu menjadi korban saat adanya kecelakaan di jalan raya maka keselamatan yang pertama dan utama. Karena keselamatan menjadi roh bagi peradaban yang peduli pada kemanusiaan. Semakin modern suatu masyarakat standar keselamatan bagi warganya semakin meningkat dengan pola-pola yang tidak konvensional lagi. Untuk pendidikan tentang keselamatan berlalu lintas (road safety) membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan di negara maju butuh waktu 12 tahun dimulai sejak dinitentang keselamatan berlalu lintas (hal 6).

Sejalan permasalahan berlalu lintas ada 11 pemahaman yang semestinya dibangun dan ditumbuhkembangkan. Mulai dari pemimpin dari tingkat pusat sampai tingkat polres sampai dengan jaringan komunikasi. Kesemuanya ditujukan pada program prioritas road safety dari helmed, speed, drink driving, seat belt, child restrain, penggunaan HP saat berkendara, dan melawan arah.

Dalam berlalu lintas pada dasarnya keselamatan yang utama. Hakekatnya berlalu lintas dimaknai dari gerak pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Lalu lintas dalam era digital/era revolusi industri 4.0 merupakan cermin tingkat modernitas (hal 219).

Melalui buku ini kita banyak belajar ketaatan dan kepatuhan berlalu lintas demi ketertiban dan aman. Para pengguna kendaraan bermotor layak membaca demi keselamatan berlalu lintas secara holistik.

FX Triyas Hadi Prihantoro (penikmat buku, guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang)

Wednesday, July 14, 2021

Dalam Dinamika

Surat Kepada Redaksi Harian KOMPAS, Selasa 13 Juli 2021

Saat ini segala informasi tersajikan dengan begitu cepat. Tidak menghitung jam, informasi akan segera tersampaikan kepada pembacanya. Banyak portal-portal berita tersaji secara online meski akurasi, keobyektifan tidak sepenuhnya dapat dipercaya, tergantung siapa yang memberi dana.

Pembaca yang bijak tidak mudah terperdaya oleh berita/informasi yang tingkat akurasinya rendah. Dikenal dengan berita hoax (bohong). Kita belajar berpikir kritis dan tidak mudah terperdaya.

Namun di sisi lain masih banyak orang percaya kepada berita bohong. Dari titik inilah ambang dari disharmoninasi, instabilitas mulai terbangun. Oleh karena itu kita perlu membangun nalar, belajar berbicara dari hati yang luhur demi persatuan kesatuan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika untuk memilah dan memilih informasi.

Disinilah peran harian Kompas di tengah absurdnya informasi. Kompas ikut menjaga harmonisasi berbangsa dan bernegara. Moto " Amanat Hati Nurani Rakyat," tidaklah boleh kendor. Masyarakat diajak berpikir jernih menghadapi informasi. Kuncinya masyarakat harus harus selalu menekankan kebenaran dan mendukung persatuan dan kesatuan demi keutuhan negara.

Pada usia ke 56 tahun sekarang tentunya Kompas sebagai harian nasional banyak terpaan dan dinamika. Semoga Kompas tetap kokoh berdiri dengan dengan idealismenya, dan selanjutnya meneruskan sikap yang sama ke generasi yang lebih muda: mencintai dan menjaga Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI). Selamat ulang tahun kepada harian Kompas.

FX Triyas Hadi Prihantoro guru SMP PL Domenico Savio Semarang