Thursday, December 23, 2021

Pandemi dan Semangat Kasih Natal

Opini, Kedaulatan Rakyat 24/12/21

oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro

Peringatan Natal 2021 sarat dengan ketidak pastian. Mulai dari kebijakan Pemerintah yang berubah-ubah sehingga mengkaburkan berbagai rencana. Seperti halnya mengenai kepastian liburan natal yang memporak porandakan agenda kegiatan yang sudah disusun rapi oleh keluarga, komunitas dan instansi.

Namun hakekat natal tetap ada dalam hati insan manusia beriman (Kristiani) dengan menebarkan semangat kasih. Seperti dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ada enam kebijakan pemerintah menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru). Mulai dari upaya Pemerintah menerbitkan aturan atau kebijakan yang diperlukan untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat, menggelar operasi, penebalan petugas untuk mengantisipasi dampak pergerakan masyarakat di semua area publik, mempercepat proses pemeriksaan dan mengurangi waktu tunggu hasil PCR di pintu-pintu masuk, peningkatan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan melakukan komunikasi publik yang baik dan efektif dengan narasi tunggal.

Membuat Lega

Upaya akhir pemerintah dengan menetapkan enam kebijakan sedikit membuat lega masyarakat. Berarti Pemerintah mulai paham dan mengerti hasrat/keinginan dari masyarakat. Lama terbelunggu (satu tahun sembilan bulan) hidup dalam keterbatasan (isolasi) dan sulit bergerak. Berarti bebas tapi terbatas harus ditaati oleh masyarakat demi peduli dan lindungi. Karena dengan mulai terindikasi varian baru covid-19, Omicron masuk ke Indonesia yang lebih cepat menular. Berarti kewaspadaan dengan selalu taat protokol kesehatan menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar. Saat Pemerintah aktif menggelar operasi lilin terpadu, maka masyarakat harus patuh dan taat, sebab ini semua demi kepentingan bersama.

Gerakan peduli lindungi demi mengamankan serta memeriahkan natal, landasai yang menggerakkan adalah semangat kasih itu sendiri. Semangat yang saling menghormati, menghargai sejalan dengan UUD 1945, khususnya pasal 29 ayat 2. Sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tinggal Ika, di masa pandemi tetap tumbuh semangat tolong menolong, gotong royong, empati dan simpati tanpa memandang Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). Masa penuh keprihatinan tetap memunculkan bela rasa, tepa slira dan handarbeni dalam kesehatan demi kemashalahatan.

Hakikatnya kepedulian merupakan implementasi kerukunan hidup beragama dengan saling membantu menjadi sebuat rahmat semesta. Kepedulian merupakan salah satu penjabaran semangat kasih natal itu sendiri. Kasih atau caritas (latin) merupakan persahabatan manusia demi Allah. Thomas Aquinas menagatakan bahwa tidak sekadar menyamakan kasih dengan cinta yang mana ia nyatakan sebagai suatu gairah atau nafsu (passion), sebagai persahabatan. Semangat kasih dilandasi oleh ketulusan dalam berbagi dalam sebuah peristiwa (natal).

Kasih Natal

Bahkan negara sendiri sudah memberi payung hukum guna kehidupan bersama dalam semangat kasih kerukunan hidup beragama sebagai implementasi kepedulian. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan No. 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat. Bukti kesungguhan Negara untuk melindungi warganya dalam kebebasan memeluk agama dan kepercayaan tanpa kecuali. Serta perlindungan dan jaminan dalam merayakan hari besar agamanya. Di dalamnya bertumbuh rasa semangat kasih. Negara punya tanggung jawab yang besar untuk memberikan perlindungan dan jaminan kebebasan memeluk agama.

Seperti tercantum dalam tujuan negara dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, ” melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Tanpa ragu lagi peringatan dan perayaan natal dapat berlangsung dengan penuh kedamaian. Kasih natal merupakan kasih untuk semua umat beriman dan sesama. Semangat kepedulian dengan saling berbagi kebahagiaan merupakan hakekat natal itu sendiri dalam kasih.

FX Triyas Hadi Prihantoro Guru SMP PL Domenico Savio Semarang