Tuesday, October 12, 2021

Guru yang Menginspirasi dan Berkarakter

Koran, Kedaulatan Rakyat 12 Oktober 2021

Menjadi guru merupakan pilihan yang membanggakan. Karena dari gurulah akan melahirkan generasi cerdas demi ikut serta membangun negara. Butuh kesadaran bahwa menjadi guru adalah pekerjaan kolegialyang melibatkan banyak kepala, pikiran dan tindakan yang dicurahkan dalam melakukan pendampingan dan pendidikan kepada peserta didik.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, dibutuhkan guru yang mampu membangun karakter baik untuk peserta didiknya. Makan dibutuhkan juga pendekatan personal (cura personalis) yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam pengembangan sikap dan kepribadian peserta didik. Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu penguatan kesadaran moral universal, pengyaan pemgetahuan tentang kearifan lokal yang dapat menjadi sumber pemelajaran dan kreatifitas untuk menggabungkan dalam bentuk nyata praksis pendidikan karakter.

Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh merengkuh tiga basis pendekatan yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, kultur sekolah dan komunitas. Tiga basis pendekatan akan menjadi semakin efektif bila memperkuat peranan tri pusat pendidikan yaitu guru, orang tua dan masyarakat. Dari sinilah sebuah penguatan pendidikan karakter dapat membentuk kehidupan peserta didik demi masa depannya saat dalam setiap proses kegiatan belajarnya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Buku yang berisi 235 judul pengalaman melaksanakan pendampingan belajar baik di sekolah maupun lingkungan sekitarnya. Bagaimana seorang guru dalam memberikan pelajaran tidak hanya terpaku kepada materi namun butuh penyisipan pengalaman aktual dan kekinian. Pendidikan seumur hidup berdasarkan dinamika kehidupan sebagai wujud nyata dalam penyampaian pesan. Seperti dalam tulisan awal ” Sampaikan Peristiwa Aktual,” dibutuhkan kemampuan reflektif guru untuk mengaitkan isi materi pelajaran dengan peristiwa aktual yang sedang terjadi (hal.21).

Melalui buku ini banyak ajakan-ajakan kepada guru bereksplorasi, berkolaborasi dan melibatkan banyak kalangan/berbagai pihak (institusi maupun masyarakat). Ibaratnya tidak muncul pepatah “katak dalam tempurung,” karena belajar dapat kepada siapa saja dan kapan saja sesuai situasi dan kondisi.Buku ini menawarkan berbagai inspirasi yang dapat dilakukan guru dimana saja. Sebuah kolaborasi autentik, santun dan membangun dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam upaya merdeka belajar dalam komunitas moral yang ramah.

FX Triyas Hadi Prihantoro (guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang).

Wednesday, October 06, 2021

"Veni, Vidi, Vici"

SP, KOMPAS 6 Oktober 2021

Perhelatan Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 sudah dimulai. Slogan fair play, bersih dalam bertanding, menjadi upaya membangun karakter jujur, mengakui dan menghormati kemenangan lawan.

Latihan, kerja keras, dan semangat bertanding sudah dipupuk setiap kontingen dari pelbagai provinsi. Sebuah sikap untuk memberikan yang terbaik.

Slogan veni, vidi, vici (saya datang, saya melihat, dan saya menang) menggema dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam kompetisi tingkat nasional ini sehingga mengikis kecurangan dan ketidakjujuran. Semoga tidak muncul kasus doping dan protes-protes kecurangan.

Semua warga Indonesia menunggu akan lahirnya pahlawan olahraga baru dengan prestasi baru. Semoga melalui ajang PON ini akan lahir bibit baru dan mampu bertanding untuk event yang lebih tinggi, baik regional maupun internasional. Paling utama yang menjadi pijakan adalah atlet harus jujur dan menjunjung tinggi integritas.

Iming-iming bonus bagi pemenang dari pemerintah daerah masing-masing ketika memperoleh medali tetap sebagai pemicu. Namun, lebih dari itu, semangat sportivitas menjadi pegangan bersama meski semua atlet yang bertanding berslogan veni, vidi, vici. Semoga.

FX Triyas Hadi Prihantoro (Guru SMP PL Domenico Savio, Semarang)