Wednesday, January 12, 2022

Prototipe Organisasi Penggerak

Mimbar Guru SOLOPOS, 12 Januari 2022

oleh FX Triyas Hadi Prihantoro

Di masa pandemi covid-19 segala bentuk kebijakan pendidikan mengalami perubahan. Sudah menjadi perbincangan umum saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia.

Nadiem Makarim mewacanakan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak. Prototipe sebagai model awal (contoh) yang dilakukan sebagai uji coba atau menguji selera pasar mulai tahun ajaran 2022/2023.

Hemat penulis pemberlakuan kurikulum 2013 masih meninggalkan masalah dan saat ini bergulir kurikulum baru yang masih uji coba. Kurikulum prototipe dengan grand design model Luber (literasi, unggul dan berkarakter) program organisasi penggerak konsorsium Ismoyo. Sosialisasi sudah dilakukan dan implementasi dilaksanakan di tahun ajaran baru. Kurikulum prototipe sebagai opsi tambahan satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan selama tahun 2022-2024.

Ruh dari kurikulum prototipe berubah pradigma dari kemendikbud dari mengerjakan semndiri menjadi gotong royong (POP). Disini diharapkan program organisasi penggerah (POP) melahirkan sekolah penggerak, kepala sekolah penggerag dan guru penggerak. Bagi Kepala Sekolah mengerti proses pembelajaran dan mempu menggerakkan guru-guru. Untuk guru selalu berpihak pada anak, paham bahwa setiap anak berbeda, mengajar dengan cara yang pas untuk anak dan mendukung kepala sekolah. Dalam POP harus berkolaborasi dengan komunitas seperti orang tua, dinas dan pemangku kepentingan yang lain utuk mendukung kualitas belajar siswa.

Dari kolaborasi dalam organisasi penggerak dengan kurilum prototipe ukuran keberhasilan akan dikukur dengan cara yang sama. Melalui Assesemen Kompetensi Minimal (AKM) dari literasi, numerasi dan survei karakter. Untuk rata rata sekolah yang tidak diintervensi di daerahnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan inspirasi bagi sekolah lain. Di dalam program Luber dengan melakukan kegiatan dan latihan (diklat) untuk meningkatkan kompetensi guru dan menggali potensi budaya lokal sebagai pondasi dalam desain kurikulum, desain intruksional dan evaluasi.

Dari pelaksanaan kurikulum prototipe dan organisasi penggerak ini diharapkan berdampak kepada peningkatan kompetensi guru dalam hal literasi dan numerasi dan terbentuknya karakter pelajar pancasila pada diri siswa. Pelajar Pancasila sindiri diharapkan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, lebhinekaan, bernalar kritis dan kemandirian. Sebagai upaya menjadi bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain karena sudah mandiri.

Sebuah Asa

Pelaksanaan kurikulum baru menjadi sebuah asa dan imajinasi yang penuh ide dari guru membuat pelaksanaan kurikulum dapat berjalan efektif, efisian dan menemui sasaran yang diinginkan. Dengan kreatifitas dan penuh inovasi akan menyongsong generasi emas (2045) Indonesia yang tangguh, kridibel, kapabel dan penuh prestasi. Dengan kemandirian kurikulum membentuk insan muda yang berkarakter sesuai tuntutan kurikulum

Pelaksanaan kurikulum protoipe dalam situasi adaptasi pandemi covid-19 semua eleman mengambil peran dalam kolaborasi yang efektif. Harapannya dalam tahap uji coba ini membawa dampak positif dengan segala perubahan yang diharapkan. Sehingga apa yang menjadi contoh dapat segera menular karena rencana POP angkatan 2 dilaksanakan tahun 2022 dan POP angkatan ketiga dilaksanakan tahun 2023 selanjunya monitoring dan evaluasi (Monev)..

Seperti penelitian yang dilakukan Lee & Smith tahun 1996 membuktikan bahwa sekolah-sekolah dengan guru yang memiliki tanggung jawab kolektif tinggi mampu menghasilkan siswa-siswa dengan prestasi akademis yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sekolah sekolah lain dengan guru guru yang memeiliki tingkat tangggung jawab kolektif sedang dan rendah. (Arends. 2008 ; 158).

Kurikulum prototipe akan mengisi ruang kreatif dan inovatif. Demi sebuah kemajuan harus ada perubahan dengan evaluasi kurikulum. Karena evaluasi kurikulum sebagai proses aktifitas ilmiah demi sebuah pengembangan yang menyesuaikan jamannya yang sejatinya berisi program-program yang hendak dicapai sejalan tuntutan jaman.

Oleh karena itu stakeholder pendidikan ikut bertanggung jawab dalam implementasi demi menyongsong generasi emas. Perubahan pembelajaran, dari guru sebagai fasilitator berubah menjadi penggerak dan berusaha mencari tahu, mengobservasi dan memberikan dorongan untuk gterus bergerak. Kurikulum prototipe disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terintegrasi dengan kearifan lokal dan mata pelajaran lain dalam satu kolaborasi. Harapannya peserta didik semakin lebih produktif, kreatif, inovatif dengan memiliki keungguan literasi, numerasi dan berkarakter.

FX triyas Hadi Prihantoro (guru SMP PL Domsav Semarang)

No comments: