Sunday, May 19, 2019

Kelulusan dan Halusinasi Eforia

Opini di Kedaulatan Rakyat (11/5/19)

oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro

Perayaan kelulusan merupakan peristiwa yang bersejarah bagi peserta Ujian Nasional baik siswa SMA/ SMP sederajat. Perasaan galau sirna saat hasil yang dicapai selama “perjuangan” proses pembelajaran tertuntaskan. Namun saat eforia kelulusan dibarengi aksi anarkisme, fandalisme dan tindakan brutal lainnya, sebuah halusinasi yang lupa akan substansi.

Seperti halnya aksi corat coret, konvoi kendaraan diiringi dengan tindakan kekerasan dan  brutal justru membayangi pasca pengumuman kelulusan. Bentuk eforia berlebihan dapat dengan mudah bersinggungan dan berakibat pada petaka. Jatuh korban luka bahkan sering kita dengan ada yang meninggal gara gara merayakan kelulusan. Harian ini sudah mengingatkan “ Ramadan, siswa diminta bijak merayakan kelulusan,” merupakan bentuk nasihat . Seyogyanya akan menyadarkan pelajar untuk merayakan dengan bijak.

Meredam

Upaya meredam beberapa aksi negatif yang menyertainya butuh kebijakan preventif.  Pengambilan pengumuman oleh orang tua, pelarangan memakai seragam sekolah, pengiriman berita melalui lewat aplikasi media sosial dan optimalisasi web sekolah, sehingga siswa tidak perlu datang (KR 8/5/19).

Pola ini mengedapankan prinsip pengendalian massa dengan memperkecil kemungkinan konsentrasi massa pasa satu titik yang relatif sama. Sebab saat massa terkumpul relatif banyak, aparat keamanan terbatas sangat dimungkinkan terjadinya gejolak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam menjaga situasi kondisi kondusif merupakan bentuk kerjasama yang diharapkan. Segera memberikan laporan kepada aparat bila melihat konsentrasi massa berlebihan dalam skala yang mungkin dapat terjadinya tindakan destruktif. Dalam situasi seperti ini yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Anggapan bahwa semua kejadian hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya. Ungkapan yang memandang bahwa pembenaran ungkapan, sikap, perilaku, tindakan dan perbuatan.

Kamus Advanced English-Indonesian Dictionary karangan Drs. Peter Salim, M.A., euphoria berasal dari bahasa Yunani, yang artinya perasaan gembira dan bahagia. Ungkapan perasaan emosi berlebihan sebagai kegembiraan semu tanpa melihat sebab akibat yang timbul. Halusinasi berdasarkan KBBI diartikan terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indra. Halusinasi dapat sangat invasif, sering muncul, dan menyerang hampir semua fungsi normal. Dua hal ini akan menisbikan kesadaran seseorang karena emosi kegembiraan berlebihan.

Oleh karena itu upaya meredam segala gejolak butuh kerjasama dengan bahu membahu antar orang tua, instansi Pemerintah dan swasta. Melibatkan secara aktif dengan koordinasi yang prima menjadi bentuk preventif positif. Pasalnya kelulusan mempunyai nilai subtansi yang tinggi dalam melindungi  dan mencerdaskan anak bangsa.

Substansi kelulusan sendiri sebagai sarana untuk menapak ke jenjang yang lebih tinggi. Masih banyak dibutuhkan bimbingan,  perlindungan dan tanggung jawab dari orang tua. Didasari pada ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Maka tidak bisa dilepaskan, karena kesalahan anak merupakan kesalahan orang tua. Maka ironis bila usia yang masih remaja sudah terkooptasi oleh tindakan dan perilaku menyimpang. Sebab pembentukan karakter merupakan proses yang tidak boleh lengah dalam setiap kesempatan. Maka janganlan kita kecolongan halusinasi eforia.

kelulusan.

Namun bila sejak dini telah ditanamkan konsep dari hakekat kelulusan itu sendiri, mungkin kecemasan tidak perlu terjadi. Kelulusan merupakan proses awal dari perubahan menuju ke jenjang yang lebih tinggi dengan melanjutkan ke sekolah idaman. Jejak menuju harapan dengan ketenangan dalam perasaan dan berperilaku. kerjasama

Dibutuhkan kerjasama stakeholder, antisipasi dengan monitoring (pengawasan), memberi informasi, melokalisir, meminimalisir, pengetatan penjagaan lalu lintas, dengan melarang aksi negatif. Ajakan moral, etika guna merefleksikan diri dengan merenung dan mempertimbangkan apa maslahat dan mudarat perayaan kelulusan berlebihan. Gerakan penyadaran sebagai dorongan bentuk simpati. 

Bila gerakan taat, patuh, tertib, disiplin kepada pembentukan jati diri. Semuanya dapat dilaksanakan bila asas kepatutan, ketaatan, kepatuhan dan kedisplinan dijalankan secara bertanggung jawab. Ada yang salah dalam konsep kelulusan bila masih terjadi luapan kegembiraan kelulusan yang kurang beradab. Jangan salahkan anak bila orang tua sendiri selalu kurang perhatian dalam menyikapi kelulusan itu sendiri. .

                               FX Triyas Hadi Prihantoro

Guru SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang

No comments: