Tuesday, September 15, 2009

Kepekaan Sosial DPR

Dimuat Surat Pembaca KOMPAS Jateng 16/9/09

Sungguh memprihatinkan kala mendengar, membaca dan melihat betapa besarnya kebutuhan anggaran untuk pelantikan anggota DPR 2009-2014. Langkah tersebut bentuk sikap kekurang pedulian pada situasi dan kondisi kekinian masyarakat, bangsa dan negara.
Mereka seakan tidak melihat kondisi bangsa yang masih hidup dalam lingkup kemiskinan, kemelaratan ditambah adanya berbagai bencana. Seolah pmereka menutup mata akan kenyataan riil.
Bagaimanapun bentuk hajatan pelantikan bisa diminimalikan pembiayaannya. Bukti peningkatan anggaran pelantikan dari tahun 2004 dan tahun 2009 sebesar Rp. 15, 89 Juta perorang dari total Rp 11 miliar untuk 560 calon anggota DPR dan 132 calon anggota DPD. Saat itu, situasi kondisi bangsa tidak jauh berbeda besarnya anggaran ibaratnya tidak adanya kepekaan sosial.
Seharusnya pihak Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggaran bisa menekan anggaran. Atau anggaran yang besar tersebut 10 persennya dialokasikan untuk membantu masyarakat yang sangat membutuhkan. Khususnya mereka yang tertimpa bencana.
Hakekatnya sangat diperlukan kepedulian sosial anggota Dewan yang baru. Alih-alih uang saku yang mereka terima bisa di sumbangkan pula walau hanya sebagian.
Bagaimana bapak/ibu anggota Dewan terhormat?

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Suralarta

Friday, September 11, 2009

Kepedulian Alumni

Pos Pembaca SOLOPOS 12/9/09

Maraknya ajakan bereuni di hari lebaran secara masif oleh alumni sekolah dari berbagai angkatan perlu dukungan bersama. Begitu pula dibutuhkan kepedulian alumni kepada almamaternya.
Pertemuan antar angkatan bukan hanya sekedar nostalgia dan pesta temu kangen saja. Tetapi dibutuhkan pula sebuah niat untuk membantu dan mengembangkan pendidikannya dulu demi kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pengetukan hati nurani alumni sukses untuk membantu almamater yang bersifat membangun. Tentunya harus jeli akan kebutuhan yang berkaitan erat dengan pendidikan. Paling tidak buku-buku berkualitas menjadi kebutuhan anak didik agar mampu bersaing dengan bangsa lain.
Paling tidak dengan aksi mengumpulkan buku (bekas) berkualitas dapat semakin melengkapi perpustakaan sekolah. Pengembangan institusi melalui buku yang berbobot bisa menumbuhkan niat membaca,menulis dan melahirkan pemikir intelektual sehingga mengangkat nama sekolah.
Begitu pula gerakan membantu (beasiswa) siswa miskin agar lancar dalam memperolah pendidikan layak.
Semua bisa berjalan semestinya bila kepedulian alumni bukan sekedar imajinasi. Bukti dan wujud konkrit sangat diharapkan. Selamat bertemu teman lama wahai alumni dan kepedulianmu sangat ditunggu alamater dan adik kelas khususnya buku yang bermutu dan bantuan pendidikan yang berkelanjutan. Semoga!

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta
Warga Epsitoholik Indonesia