Surat Pembaca Kompas Jateng 18/6/09
Tidak dimungkiri janji merupakan harapan untuk menjadi lebih baik. Sebab janji mudah diucapkan namun kadang sangat sulit direalisasikan.
Ibaratnya seorang penjual pasti berkeinginan daganganya laku keras. Segala upaya dilakukan demi menggaet konsumen. Namun sebenarnya ada hukum yang tidak tertulis dan sudah menjadi kesepakatan untuk tidak saling menjatuhkan.
Demikian halnya saat para Calon Presiden (Capres), calon wakil presiden (cawapres) dan tim suksesnya saat masa kampanye. Adu janji sangat kasat mata karena memang memberi harapan bagi semua orang (rakyat).
Berbagai janji pro rakyat memang sangat potensial untuk mendulang suara. Namun perlu diingat janji haruslah ditepati. Meski sudah diadakan penandatanganan (perjanjian) sebagai kontrak politik namun rakyat harus cerdas.
Teliti dan jeli dalam menelaah janji merupakan kunci untuk menjatuhkan pilihan. Mari kita semua mulai mengajak teman, saudara dan relasi untuk mencermati janji capres dan cawapres.
Janji yang realistis dan mencerdaskan sebagai bentuk bukti bahwa kejernihan dan ketulusan nurani untuk tidak membohongi rakyat. Maka janji bukanlah hanya jargon semata sebab nantinya rakyat perlu bukti tidak sekedar adu janji.
FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta
warga epsitoholik Indonesia.
No comments:
Post a Comment