Friday, May 30, 2008

Prihatin Reformasi

dimuat dalam surat pembaca Harian Joglosemar 21 Mei 2008

Tahun 2008 dapat dianalogikan sebagai “pangkat sepuluh”. Sebuah angka yang sempurna sebenarnya. Benarkah demikian dengan bangsa ini angka tersebut bermakna? Sebuah kesempurnaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan dambaan bersama. Sebuah keagungan bangsa yang berkemakmuran dan berkeadilan menjadi tujuan yang diidamkan, sepuluh tahun yang lalu reformasi bergulir. Harapannya akan ada perubahan hidup dalam negara menjadi lebih baik. Seratus tahun yang lalu Dr Sutomo dengan organisasi Budi Utomo mengobarkan semangat persatuan (nasionalisme). Pembentukan organisasi modern melebur sifat kedaerahan, provinsialisme dan perlawanan sporadis.Lalu kini di tahun 2008 makna sepuluh dan seratus tahun yang lalu, sudahkan mendapat secercah pencerahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelihatannya kita harus prihatin dan merefleksikan diri kembali dalam memperingati sepuluh tahun reformasi dan seratus tahun Kebangkitan Nasional. Kebangkitan itu harus selalu ada di manapun, kapanpun dan kepada siapa saja anak bangsa Indonesia.

FX Triyas Hadi Prihantoro
warga Epsitoholik Indonesia

No comments: