Sunday, December 09, 2007

Vine, Vidi, Vici kontingen Indonesia

Dimuat di Surat Pembaca Kompas Jateng 6 Desember 2007

Hajat pesta olah raga bangsa serumpun Asia Tenggara (Sea Games) sudah dimulai. Segala persiapan, doa dan restu dari rakyat Indonesia meyertai kepergian kontingen Indonesia.
Harapannya nama baik, keharuman bangsa akan terukir dalam berbagai prestasi yang akan diorehkan. Optimisme dan semangat juang wakil kita tidak diragukan.
Bukanlah nasib yang yang menjadikan kita belum berhasil menorehkan lagi "tinta emas" kejayaan Indonesia. Persiapan, Evaluasi dan Intropeksi dirilah yang menjadi wacana untuk memperbaiki demi "keagungan bangsa".
Ada apa dengan bangsa ini, sebab segala pretasi olah raga seolah-oleh menjauh.Meski demikian kita perlu memberi suport dan apresiasi yang tinggi kepada mereka (atllet) yang sedang berjuang.
Dalam ingatan saya era tahun 1970-1980 an Indonesia selalu menapaki nomer puncak setiap perolehan medali. Sampai surat iini saya tulis,posisi Indonesia masih menjadi juru kunci.
Bagaimana dengan semboyan vine, vidi, vici (Datang, melihat dan menang) Kita ingin merekadatang, melihat dan menang untuk Indonesiaku.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudiluhur Santo Yosef Surakarta





Sampah di Monumen 45 Banjarsari

dimuat Di Pos Pembaca SOLOPOS 23 Nopember 2007

Mencintai lingkungan sendiri kadang sulit dilaksanakan. Mungkin tangan serasa gata bila tidak melakukan semestinya. Demikian halnya nasib monumen kebanggan wong Solo, Monumen 45 Banjarsari.
Apa yang dialami penulis saat bersama dengan pengurus OSIS melakukan aksi pembelajaran Cinta Tanah Air membersihkan Monumes 45 Banjarsari dari segala sampah.
Kegiatan yang dilakukan hari Kamis tanggal 8 Nopember 2007 merupakan bentuk pembelajaran cinta tanah air dan memupuk semangat nasionalisme menjaleng hari Pahlawan 10 Nopember 2007.
Monumen yang membanggakan penuh dengan berbagai coretan dan cat (pilox) yang realitasnya sulit dihapus. Baik itu dengan tinner, bensin maupun diampelas. Belum lagi sekitar monumen banyak seklai sampah berceceran.
Ironisnya, tempat sampah disekitar monumen pun tidak ada. Ini menjadi keraguan penulis bahwa kita memang sulit untuk membuang sampah sembarangan. Sebab tempatnyapun tidak ada.
Hemat penulis, sebuah pengawasan dan kesadaran warga sangat dibutuhkan demi keasrian wilayah ini yang mulai tertata baik. Begitu juga Pemkot melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) segera memikirkan tempat sampah yang represntatif.
Sebab apa yang sudah direncanakan tanpa dukungan semua pihak akan mubazir. Sebab dari sini akan membentuk karakter warga yang tertib dan disiplin termasuk tidak corat-coret membuang sampah sembarangan

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta




Hilangnya Kepercayan

dimuat di Surat Pembaca Kompas Jateng 20 Nopember 2007

"Tobat! Ampun! Tak akan mengulang!" Itulah kata yang sering kita dengar dari pelaku kejahatan saat tertangkap basah. Bisakah pertobatan itu dipercaya?
Melihat mimik, raut muka, tangisan, keseriusan berubah menjadikan pemberian maaf sebagai salah satu jalan keluar. Namun bila pengulangan perbuatan yang sama, rasanya jadi jengkel.
Seperti halnya tertangkapnya aktor Roy Marten saat pesta Narkoba di salah satu hotel di Surabaya baru-baru ini. Ironisnya saat dia sedang nerkampanye antinarkoba yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional.
Sebagai figur publik tenhtu pemberitaan terus menerus oleh pencari berita akan gencar menghiasai media massanya. Jadilah kita tak lagi mempercayai pertobatan mereka.
Dalam ingatan publik ada beberapa figur yang tersangkut Narkoba mulai dari Zarima, Doyok, Polo, Revaldo, Gogon, Faris RM dan Roy Marten sendiri.
Seharusnya dari mereka kepercayaan publik guna membantu pemberantasan narkoba terbentuk sebab sebuah pengakuan, keinsafan, pertobatan yang hakiki menjadi bentuk keteladanan bagi masyarakat untuk selalu jauh dari penyalahgunaan narkotika.
Hilangnya kepercayaan menjadikan sesungguhan usaha BNN, Kepolisian dan sekolah melalui pendidikan hanya fatamorgana.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

No comments: